Ferdy Ant | Makes Different with Your Own: Intel Celeron, solusi prosesor murah meriah

Intel Celeron, solusi prosesor murah meriah

Intel Celeron, solusi prosesor murah meriah


Celeron? Apaan tuh? Hari gini masih pake Celeron?

Ya, itulah kata-kata yang sering terdengar saat orang mendengar tentang Celeron, sebuah nama bagi prosesor kelas value dari Intel. Selama ini Celeron memang identik dengan prosesor murahan yang kinerjanya rendah. Asumsi ini memang tidak sepenuhnya salah karena pada tahun-tahun awal kehadiran Celeron kinerjanya memang cukup mengecewakan. Namun seiring dengan perkembangan jaman, Celeron kini menjadi pilihan menarik untuk solusi komputer murah namun berkinerja baik.

Celeron

pertama kali diluncurkan tahun 1997 sebagai respon Intel atas kebutuhan akan komputasi ringan sehari-hari seperti di kantor atau rumah. Setelah generasi Pentium MMX berakhir pada clock 233 MHz, Intel akhirnya memutuskan untuk menggolongkan jajaran prosesornya menjadi dua mainstream, yaitu kelas performance dan kelas budget/value. Kelas performance dinamai Pentium II yang ditargetkan bagi pengguna kelas berat seperti pecinta game, dan Celeron diposisikan untuk mengisi kelas value dengan spesifikasi yang lebih rendah namun dengan harga yang lebih murah. Namun awal kehadiran Celeron cukup mengecewakan dengan spesifikasi yang terbilang amat rendah, contohnya prosesor Celeron pertama dari Intel yang bernama Covington yang bekerja dengan clock 266 MHz dan tidak dilengkapi L2 cache memory.

Seiring berkembangnya teknologi prosesor, Intel kemudian meluncurkan generasi baru Celeron dengan L2
cache memory yang bernama Mendocino yang bekerja di clock 300 MHz dan FSB 66 MHz. Kecepatan
dari Mendocino terus ditingkatkan berturut-turut menjadi 333, 366, 400, 433, 466, 500, dan 533 MHz.

Namunkinerja dari Celeron generasi awal ini tetap rendah akibat penggunaan FSB 66 MHz yang mengakibatkan bottle neck dan
seiring dengan diluncurkannya Pentium III pada tahun 2000 lalu, Intel meluncurkan Celeron baru bernama Coppermine.


Coppermine yang menjadi Celeron generasi II ini memiliki format soket 370 dengan kecepatan clock 533 MHz dan diteruskan menjadi 566, 600, 633, 666, 700, 733, dan 766 MHz. Saat peluncuran Celeron 800 MHz, Intel memutuskan untuk menaikkan FSB menjadi 100 MHz sehingga performanya meningkat tajam. Generasi ini berlanjut dengan kecepatan 800, 850, 900, 950, 1.000, hingga 1.100 MHz. Generasi ini akhirnya digantikan dengan
generasi baru bernama Tualatin pada tahun 2002 yang seluruhnya dengan FSB 100 MHz dan 256 kB of L2 cache (dimana saat itu Pentium III bekerja dengan 256 kB /512 kB L2 cache). Tualatin bekerja pada kecepatan 1.2 GHz dan diteruskan dengan 1.3 dan 1.4 GHz. Namun
jika dilakukan perbandingan dengan pesaingnya AMD Duron, kinerja Tualatin saat itu masih juga tertinggal jauh.


Sebagai pendamping Pentium 4, Intel meluncurkan Celeron baru bernama Willamette dengan soket 478 berkecepatan 1,7 GHz dan dilengkapi 256 kB L2 cache. Seiring dengan migrasi arsitektur prosesor ke level yang lebih kecil, Intel merubah arsitektur Celeron ke 130nm dan mengganti namanya menjadi Northwood berkecepatan 2 GHz. Sampai sejauh ini Intel telah melakukan revolusi cukup besar dalam meningkatkan kinerja Celeron.


Belum puas sampai disitu, lagi-lagi Intel mengejutkan pasar dengan meluncurkan Celeron D (Prescott) untuk mendampingi Pentium D (dual core), dengan soket baru LGA775 berarsitektur 90nm dan dilengkapi dengan L2 cache 256 kB dan FSB 533 MHz. (Catatan, kode huruf D pada Celeron D hanya menandakan generasi Celeron ini berbarengan dengan Pentium D, bukan berarti Celeron D menggunakan dual core.) Generasi Celeron D disempurnakan menjadi seri Cedar Mill dengan meningkatkan L2 cache menjadi 512 kB, menggunakan arsitektur 65nm dan fasilitas 64-bit support (EM64T). Dengan penyempurnaan ini kinerja Celeron telah meningkat pesat dan yang terpenting suhu kerjanya turun berkat arsitektur baru.


Sampai disini Celeron berhasil menunjukkan kelasnya dan membuktikan bahwa prosesor murah tidak selalu berkinerja rendah. Namun tunggu dulu, penggunaan FSB 533 MHz masih terasa kuno untuk saat ini, apalagi saudara kandung Celeron yaitu pentium 4 telah digantikan dengan generasi baru bernama Intel Core (yang kini telah dikembangkan menjadi Core2 Duo dan Core 2 Extreme). Akhirnya Intel meluncurkan Celeron berbasis arsitektur Conroe-L namun dengan inti tunggal yang mengusung FSB 800 MHz,level 2 cache 512 kB hingga 1 MB dan proses manufaktur 65nm. Seperti prosesor Intel dengan inti Conroe lainnya, angka clock yang dipakai tidak lagi tinggi namun kinerjanya melampaui ‘kakak-kakaknya’ yang memiliki clock tinggi. Demikian juga dengan Celeron terakhir ini yang diberi kode 4xx dan 5xx, meski bekerja dengan clock 1.6 GHz hingga 2 GHz namun secara umum kinerjanya sanggup mendekati pentium 4 generasi awal.






Update
:

Di tahun 2008 tren akan komputasi multitasking begitu dominan dan Intel akhirnya memutuskan meluncurkan generasi Celeron dengan inti ganda pertamanya yang bernama E1200 berarsitektur Conroe-L 65nm dengan kecepatan 1,6 GHz, FSB 800 MHz dan cache L2 512 kB. Ini akan menjadi tonggak sejarah kelahiran Celeron Dual-Core dan dapat menjadi solusi prosesor murah meriah namun tetap ‘kencang’. Kedepannya, Intel berencana akan meluncurkan varian lain dari seri Celeron Dual-Core ini, yaitu E1400 (2 GHz) dan E1600 (2,4 GHz) pada pertengahan tahun 2008. Dengan spesifikasi seperti ini prosesor Intel Celeron tidak lagi akan dipandang sebelah mata oleh para pengguna komputer. Kinerja tinggi, temperatur rendah dan harga terjangkau menjadi pilihan tepat bagi mereka yang dananya terbatas namun menginginkan komputer dengan kemampuan baik.

Sumber : gaptek28.wordpress.com

0 komentar:

Copyright © 2008 - Ferdy Ant | Makes Different with Your Own - is proudly powered by Blogger
Smashing Magazine - Design Disease - Blog and Web - Dilectio Blogger Template