Secara sederhana, sebetulnya hanya ada dua pilihan pada BIOS.
Membuat sistem yang tercepat atau mau mengutamakan kestabilan.
Kenali fungsi-fungsinya, maka Anda akan mendapatkan sebuah sistem
yang optimal, hasil kompromi keduanya.
Seiring dikarenakan perkembangan komponen PC, sedikit banyak BIOS
juga mengalami beberapa perubahan. Terutama hal ini terjadi
dikarenakan terus berkembangnya beberapa komponen pendukung utama
pada PC. CPU (central processor unit) tentu saja memegang peranan
penting, dalam hal ini. Penggunaan CPU berteknologi 64-bit tentunya
membutuhkan sebuah fungsi khusus. Demikian juga PCI Express sebagai
pengganti slot AGP, dan DDR2 yang menawarkan bandwidth memory yang
lebih besar dibanding DDR.
Di Persimpangan Jalan
Sebetulnya, tidak ada setting-an BIOS yang terbaik. Namun kami
mencoba memberikan penjelasan, agar Anda dapat membuat setting-an
optimal dengan BIOS Anda.
Dengan setting BIOS, Anda akan dihadapkan antara dua pilihan. Di
sini dimungkinkan untuk lebih memacu komponen-komponen pada PC.
Tentu saja dengan sebuah harga yang harus dibayar. Tanpa komponen
yang berkualitas juga pendinginan komponen yang memadai, maka Anda
hanya akan mendapatkan sebuah sistem yang tidak stabil.
Pilihan Load Fail-Safe Default ataupun yang sejenis, akan memberikan
kestabilan terbaik. Sayangnya, pilihan ini tidak mengeluarkan
seluruh kemampuan dari yang dimiliki sistem Anda.
Diharapkan, setelah membaca ulasan kali ini, Anda dapat lebih
meningkatkan kemampuan PC Anda. Melalui setting ulang BIOS. Sesuatu
yang mungkin sebagian orang masih takut untuk melakukannya. Dan
sebagian lagi masih merasa bingung dengan fungsi-fungsi di dalamnya.
Hal ini kami anggap wajar. Mengingat, tidak semua produsen
motherboard menyertakan manual yang lengkap dan informatif.
Khususnya untuk setting BIOS ini. Artikel ini lebih banyak berisi
penjelasan menu-menu "baru" yang tersedia untuk BIOS sekarang.
Panduan, Bukan Buku Manual
Tentunya, panduan yang akan termuat pada artikel kali ini masih jauh
dari lengkap. Jika lengkap, tentunya bisa Anda bayangkan, akan
berapa halaman yang akan membahas BIOS pada artikel ini.
Namun setidaknya, fungsi-fungsi inilah yang kami anggap paling Anda
butuhkan untuk diketahui lebih lanjut. Juga pada beberapa bagian,
kami menyertakan url rujukan, tempat Anda dapat mencari informasi
lebih lanjut ataupun untuk men-download aplikasi pendukung.
Istilah Fungsi yang Berlainan
BIOS (Basic Input and Output System) sebenarnya adalah sebuah
firmware yang tersimpan pada sebuah EEPROM (Electrically Erasable
Programmable Read-Only Memory).
Ini yang menyebabkan BIOS memiliki beberapa perbedaan, antara satu
sistem dengan sistem yang lain. Namun perbedaan antar-BIOS
sebetulnya hanya pada susunan menu dan istilah yang digunakan.
Selebihnya sebagian besar memiliki kesamaan pada fungsi yang
diusung.
Pada artikel ini, kami memberikan contoh kebanyakan dari Phoenix-
Award. Karena belakangan ini, BIOS Phoenix-Award inilah yang paling
sering kami temui pada kebanyakan motherboard terbaru.
Kami juga berusaha untuk memberikan ekuivalensi nama fitur pada
kebanyakan BIOS. Namun tentunya, Anda juga sudah dapat mengira-ngira
fungsi apa yang sama pada BIOS Anda.
Modding BIOS
Tidak hanya PC case yang bisa menjadi sasaran modding. Modding BIOS
pun dapat dilakukan. Yang perlu Anda lakukan adalah sebuah aplikasi
yang tepat.
Beberapa produsen motherboard juga menyertakan aplikasi untuk
melakukan modding BIOS. Namun, kebanyakan hanya menyediakan
fasilitas sederhana. Seperti mengganti layar saat boot. Lebih dari
itu, biasanya para produsen tidak menyediakannya. Dan kali ini, kami
akan memberikan beberapa panduan bagi Anda yang tertarik untuk
melakukannya.
Pada bagian tersebut akan membahas mulai dari yang paling sederhana.
Seperti mengganti welcome boot screen dari BIOS. Sampai beberapa
aplikasi unik yang mampu memberikan keleluasaan untuk mengedit BIOS.
Seperti Award BIOS Editor, yang mampu mengedit menu-menu yang akan
tampil pada BIOS. Ingat, aplikasi ini hanya terbatas membuka fungsi
yang tersembunyi pada menu BIOS. Bukan membuat ulang program BIOS
untuk menjalankan fungsi tertentu.
Ini juga berguna sekiranya Anda sudah bosan menunggu-nunggu update
BIOS yang disediakan dari produsen motherboard Anda. Ataupun untuk
produk yang sudah discontinue, atau malah sang produsen tidak
menyediakan sama sekali perihal update BIOS ini.
Processor & CPU Frequency
Terdapat beberapa varian nama untuk fungsi yang satu ini. Anda dapat
menemukan fungsi ini dengan menu bernama Adjust CPU FSB frequency,
atau CPU host clock.
Dapat ditemukan dalam menu Advanced Chipset Feature. Atau beberapa
menu khusus untuk overclocking, seperti Jumperfree Configuration,
uGuru, Cell menu, dan seterusnya. Secara default, setting yang
sering digunakan adalah pada mode Standard, Default, atau Auto.
CPU Frequency = ?
CPU Frequency didapatkan dari hasil perkalian antara clock dan
multiplier. Clock pada beberapa BIOS disebut dengan external clock.
Sedangkan multiplier factor adalah faktor pengali.
Namun dengan perkembangan penamaan processor belakangan ini, membuat
hal ini tidak sesederhana dulu, waktu penamaan processor menggunakan
frequency kerjanya. Jadi, ada baiknya Anda masih memiliki data acuan
untuk setting processor yang Anda gunakan. Atau dapat juga
mencarinya pada situs resmi para pembuat processor. Setidaknya ini
akan menghindarkan kesalahan pada setting.
Mengandalkan Nilai Setting Auto
Mengoptimalkan sebetulnya cukup sederhana. Menggunakan setting auto
pada kebanyakan kasus memang yang terbaik. Kecuali karena satu dan
lain hal, ada kesalahan saat pembacaan processor secara otomatis.
Jika hal ini yang terjadi pada kasus Anda, maka samakan setting BIOS
dengan spesifikasi processor yang digunakan. Pastikan nilai clock,
multiplier, dan terkahir CPU frequency sesuai dengan spesifikasi
processor yang digunakan.
Saran kami, selama tidak ada masalah, setting auto sangatlah
disarankan. Beberapa produsen motherboard, menyesuaikan setting CPU
frequency sesuai dengan beban kerja PC. Beberapa juga menyediakan
preset profile, dengan beberapa tingkatan. Selama tidak ada masalah
kestabilan, hal ini dapat terus dilakukan.
Catatan: kesalahan setting CPU frequency memiliki konsekuensi
kerusakan dan ketidakstabilan sistem. Kerusakan dapat terjadi baik
pada CPU, maupun motheboard. Pastikan, setting sesuai dengan
spesifikasi.
RAM: DRAM Timing Selectable
Berikut adalah cara mengoptimalkan setting timming modul RAM yang
terpasang pada sistem. SPD (Serial Presence Detect) akan membaca
informasi yang terdapat pada EEPROM (Electrically Eraseable
Programmable Read Only Memory), antara lain memory type, size,
speed, voltage interfaces, dan module bank.
Secara default, kebanyakan motherboard akan memiliki nilai pada
setting BIOS dengan Auto, atau By SPD. Keduanya samasama mengacu
pada SPD modul yang terpasang.
Hal yang Harus Diperhatikan
Untuk mengoptimalkannya sebetulnya cukup sederhana. Hanya diperlukan
empat hal yang perlu diperhatikan.
CAS Latency Time: mendefinisikan latency yang terjadi antara proses
pembacaan DRAM sampai dengan waktu tersedianya data tersebut.
Act to Precharge Delay: mendefinisikan waktu yang dibutuhkan (dalam
satuan DRAM clock) yang akan digunakan sebagai parameter DRAM.
DRAM RAS to CAS Delay: waktu DRAM antara saat memungkinkan
memberikan active command, dengan waktu proses read/write.
DRAM RAS Precharge: waktu idle yang dibutuhkan untuk perintah
precharge.
Kenali RAM Anda
Sesuaikan dengan kemampuan modul DRAM yang terpasang. Jika sistem
Anda terpasang beberapa DRAM dengan kemampuan beragam, pilih modul
DRAM dengan kemampuan terendah sebagai acuan untuk setting timming
DRAM.
Untuk mengetahui informasi mengenai modul RAM yang terpasang, bisa
menggunakan beberapa utility system info yang dapat menjabarkan
spesifikasi detail DRAM.
Jika ingin melakukan overclock pada RAM, sesuaikan dengan
spesifikasinya. Karena setting RAM paling berpengaruh dengan
kestabilan sistem.
Selama tidak ada masalah, setting By SPD sangatlah disarankan.
Selama tidak ada masalah kestabilan, hal ini dapat terus dilakukan.
Jika Anda memiliki cukup waktu untuk berksperimen ataupun memiliki
informasi yang lebih baik mengenai modul memory yang terpasang,
mencoba setting timming yang lebih agresif dapat meningkatkan
kinerja PC.
Processor: AMD Configuration
Untuk pembahasan ini, menurut kami adalah yang paling menarik. Di
mana perkembangan penambahan menu BIOS paling dirasakan.
Berikut adalah pembahasan fungsi-fungsi khusus, yang hanya tersedia
pada BIOS untuk motherboard dengan platform processor AMD. Lebih
khususnya lagi, yaitu untuk jajaran Athlon 64 (dan beberapa model
Sempron).
Perlu diperhatikan adalah keragaman chipset yang digunakan. Ini akan
sedikit banyak memberikan perbedaan baik pada nama fungsi maupun
fasilitas yang tersedia.
HyperTransport
Penjelasan singkat mengenai teknologi HyperTransport adalah sebagai
berikut. Adalah penerapan interface high speed hubungan point-
topoint, menghilangkan masalah I/O bottleneck.
Cara yang digunakan AMD antara lain dengan memindahkan memory
controller, terintegrasi dengan processor. Ini akan menghasilkan
tingkat latency yang lebih rendah. Dan memungkinkan penyederhanaan
desain routing motherboard secara keseluruhan.
HyperTransport atau dahulu dikenal dengan istilah Lightning Data
Transport (LDT) biasanya disesuaikan dengan faktor pengali bus
processor. Jika processor AMD Anda terbaca dengan sempurna, Anda
dapat mebiarkannya pada nilai auto. Jika tidak, sebaiknya samakan
dengan nilai faktor pengali processor.
AMD Cool`n'Quiet
Seiring pertambahan kemampuan kinerja processor, sekaligus menambah
pasokan daya yang dibutuhkan, panas yang dihasilkan, juga tingkat
kebisingan yang meningkat dari fan untuk mendinginkan processor,
solusi AMD Cool`n'Quiet dimaksudkan untuk mengeliminasi hal
tersebut.
Fungsi ini dapat ditemukan pada tempat yang beragam. Kebanyakan
produsen motherboard, meletakkan fungsi ini pada menu khusus yang
disediakan oleh produsen motherboard.
Catatan: Fungsi hanya berlaku untuk processor mulai dari AMD Sempron
3000+ (socket 754) dan seterusnya. Untuk dapat memfungsikan
fasilitas ini, selain mengaktifkannya pada BIOS diperlukan driver
untuk operating system dan CPU cooler yang mendukung teknologi ini.
Processor: Intel Configuration
Tentu saja ada beberapa fungsi yang khusus hanya dapat ditemukan
pada BIOS untuk motherboard processor Intel.
Fungsi yang akan dibahas kali ini memang hanya berlaku untuk
processor Intel jajaran tertentu. Jika processor dan motherboard
yang Anda gunakan sudah mendukung. Inilah beberapa hal yang dapat
Anda lakukan.
Hyper-Threading
Tentu saja, ini bukan istilah asing lagi. Jangan lupa
mengaktifkannya, sekiranya Anda menggunakan processor yang sudah
mendukung teknologi ini.
MPS Version Ctrl For OS
Multi-Processor Specification (MPS) sangat menentukan informasi yang
diberikan kepada operating system. Pilihlah versi 1.4. Kecuali jika
Anda masih menggunakan operating system lawas, seperti NT4. Terpaksa
menggunakan pilihan 1.2.
CPU Thermal-Throtling
Fungsi ini akan mengamankan processor dari overheating. Selain
meminimalkan panas yang dihasilkan, fungsi ini juga sedikit banyak
akan memperpanjang umur processor Anda.
Thermal Management
Biasanya dapat Anda temukan pada Advanced BIOS Feature|CPU Feature.
Istilah ini menggantikan penggunaan istilah CPU Thermal-Throtling.
Fungsinya sama, dengan melakukan perlambatan. Perintah TM1 digunakan
mulai pada era Intel Pentium III. Fungsi ini juga dikenal dengan
nama Intel SpeedStep.
Pada jajaran processor terbarunya dengan teknologi Intel Extended
Memory 64 Technology (Intel EM64T), Enhanced Intel SpeedStep juga
dapat menurunkan kecepatan saat idle. Selain mengurangi panas yang
dihasilkan, ini juga menurunkan tingkat noise yang dihasilkan HSF
processor. Dijanjikan penurunan kinerjanya tidak akan sedrastis TM1.
Beberapa motherboard memberikan keleluasaan lebih untuk mengaturnya.
Anda dapat mendefinisikan nilai TM2 Bus VID, sesuai dengan tegangan
(volt) yang ditentukan. Juga nilai TM2 Bus Ratio, untuk menentukan
clock ratio. Sayangnya untuk TM2 Bus Ratio ini, diperlukan processor
dengan multiplier yang tidak ter-lock.
VGA: VGA Tuning
Peralihan slot Video Graphics Adapter (VGA) dari Accelerated
Graphics Port (AGP) menjadi PCI Express x16 memang memberikan
bandwidth jauh lebih besar. Dibandingkan dengan AGP 8x dengan
bandwidth maksimal 2,1GB/s, sedangkan PCI Express x16 dapat
menawarkan bandwidth mencapai 4 GB/s.
Perubahan ini juga terjadi pada fungsi yang tersedia pada BIOS.
Beberapa fungsi setting untuk PCI-Ex x16 sebetulnya bisa
dianalogikan dengan fungsi pada AGP.
AGP Frequency dan PCI-Ex Frequency
Secara default, fungsi ini ada pada nilai auto. Jika nilai default
untuk AGP pada 66 MHz, maka untuk PCI-Ex bekerja pada 100 MHz. Jika
Anda termasuk pelaku overcolcking, perlu penyesuaian tersendiri
untuk menentukan nilai saat menaikan kecepatan bus VGA ini.
AGP Transfer Mode
Mungkin Anda masih ingat, awal kali pertama slot AGP muncul. AGP
transfer mode terus berkembang mulai dari 1x, 2x, 4x, dan 8x. Untuk
interface VGA PCI Express x16, fungsi yang serupa ini tidak
tersedia.
PEG Link Mode
PEG (PCI Express Graphics) Link Mode adalah fungsi baru yang
tersedia pada beberapa BIOS. Tergantung pada produsen motherboard,
karena menurut pengalaman kami fungsi ini tidak tersedia pada semua
motherboard dengan slot PCI-Express x16.
Sebetulnya belum ada penjelasan yang pasti untuk fungsi ini. Pilihan
yang tersedia adalah Auto, Slow, Normal, Fast, dan Faster. Dan pada
beberapa kasus, ini akan mengubah kecepatan kerja VGA. Baik core
clock maupun memory clock. Jika Anda memiliki waktu selang, cobalah
fungsi ini untuk mendapatkan kinerja VGA yang lebih baik.
AGP Aperture Size dan PEG Buffer Length
Keduanya memiliki fungsi yang dapat dibilang sama. AGP Aperture Size
secara spesifik berfungsi untuk menentukan jumlah RAM yang
dialokasikan untuk AGP.
Sedangkan PEG Buffer Length hanya memberikan tiga pilihan: Auto,
Short, dan Long. Gunakan pilihan Long, jika penggunaan PC Anda
membutuhkannya dan Anda memiliki RAM yang berlimpah.
Boot: Quick Boot
Meskipun pembahasan sejenis juga sudah tersedia pada artikel
terdahulu. Seperti bagaimana cara mengatur boot sequence. Saran kami
tetap sama. Pilihlah boot sequence yang benar-benar diperlukan dalam
penggunaan sehari-hari. Apalagi jika BIOS motherboard Anda juga
sudah menyediakan sebuah boot menu khusus. Ini akan memudahkan Anda
sesekali mengubah boot sequence, tanpa perlu berbelit-belit masuk ke
BIOS.
Selain itu, masih banyak yang bisa dilakukan dengan mudah untuk
mempercepat proses booting PC Anda. Di sini akan dijelaskan, setting
BIOS apa saja yang dapat dilakukan untuk melakukan hal ini.
Tinggalkan Floppy Disk
Mematikan fungsi Boot Up Floppy Seek adalah salah satunya. Sekaligus
tidak menyertakan Floppy Drive sebagai salah satu bagian boot
sequence. Apalagi mengingat makin jarangnya Anda melakukan booting
dengan disket.
Keduanya harus dilakukan, agar tujuan percepatan waktu booting
tercapai.
Optimalkan Fungsi
Anda menggunakan motherboard yang sudah mendukung konfigurasi
harddisk RAID, atau malah interface SATA RAID. Tidak ada yang buruk
dengan hal ini.
Namun, misalnya Anda masih mengandalkan perangkat dengan interface
parallel ATA, dan tanpa memanfaatkan fungsi RAID atau SATA yang
tersedia. Maka, mengaktifkan fungsi-fungsi tersebut hanya akan
memperlambat proses booting.
Jika Anda perhatikan, saat mengaktifkan fungsi RAID. Setelah proses
POST selesai dilakukan, terlihat fungsi serupa yang berjalan. Ini
adalah proses BIOS dari RAID controller yang berjalan.
Mematikan fungsi ini akan menghemat waktu booting tidak kurang dari
2 detik. Tergantung pada waktu delay untuk deteksi harddisk dengan
interface yang bersangkutan. Toh sekiranya Anda ingin
memanfaatkannya, yang diperlukan adalah mengubah nilai dalam menu
Integrated Peripherals pada IDE/SATA RAID function. Ataupun
sekaligus mematikan fungsi Silicon SATA Controller, yang sama sekali
belum berguna sekiranya Anda belum menggunakan interface ini.
Harddisk: Setting IDE Sequence
Mungkin sebagian besar dari Anda akan segera bertanya, apa susahnya
mengatur hal yang satu ini? Memang relatif mudah, namun tidak
demikian dengan bertambahnya interface untuk harddisk pada
motherboard terbaru, yang dilengkapi dengan interface SATA, ataupun
PATA.
Tidak seperti pada motherboard terdahulu, yang hanya menyediakan
pilihan konektor PATA untuk IDE drive. Secara default, harddisk yang
terpasang pada konektor IDE Primary Master, akan menjadi urutan
pertama proses boot.
Dengan tersedianya interface SATA, maka pilihan setting untuk IDE
ini sedikit lebih rumit. Namun setidaknya, Anda diberikan kebebasan
untuk menentukan sesuai dengan penggunaan.
Hal ini dapat dilihat, jika Anda masuk ke dalam menu OnChip IDE
Device. Biasanya dapat Anda temukan pada Integrated Peripherals.
Di dalam menu ini, terdapat berbagai pilihan, untuk menentukan
urutan sequence IDE, berdasarkan konektor yang digunakan. Perlu
diperhatikan di sini adalah konfigurasi SATA yang didefinisikan di
menu BIOS ini.
SATA Mode
Menentukan mode aktif untuk on-chip Serial ATA. IDE: menjadikan on-
chip Serial ATA sebagai IDE mode. RAID: Serial ATA bekerja dalam
RAID mode. AHCI (Advanced Host Controller Interface): Serial ATA
menjadi AHCI mode, untuk meningkatkan kegunaan dan performanya.
On-Chip Serial ATA
Menentukan fungsi on-chip Serial ATA. Disabled: men-disable-kan
fungsi Serial ATA controller. Auto: BIOS yang akan mengatur secara
otomatis fungsi ini. Combined Mode: menggabungkan fungsi PATA dan
SATA (total jumlah maksimal 4 IDE drive). Enhanced Mode: enable
keduanya, baik Parallel ATA dan Serial ATA (total jumlah maksimal 6
IDE drive). SATA Only: SATA beroperasi pada legacy mode.
PATA IDE Mode
Secara khusus, mengatur mode untuk konektor IDE1. Primary: "IDE1"
connector bertugas sebagai Primary Master dan Primary Slave channel
(layaknya motherboard terdahulu). Secondary: "IDE1" connector
bertugas sebagai Secondary Master dan Secondary Slave channel.
Processor: Dynamic OC
Kebanyakan produsen motherboard terkemuka menyertakan fungsi ini.
Tentu saja dengan penamaan yang sedikit berbeda. Namun sebagian
besar memiliki banyak kesamaan, yaitu dengan tersedia profile
setting overclocking, untuk memudahkan penggunaannya.
Bahkan beberapa juga menyertakan fungsi overclocking otomatis,
menyesuaikan dengan beban kerja sistem secara otomatis. Bahkan tanpa
memerlukan campur tangan dari penggunanya.
Apalah Arti Sebuah Nama
Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya, fungsi yang semacam ini
memiliki nama yang berbeda-beda. Pada ASUS, dikenal dengan nama ASUS
AI NOS (Non-delay Overclocking System). ABIT menyebutnya dengan OC
Guru - AutoDrive. Gigabyte punya fitur yang disebut C.I.A.(CPU
Intelligent Accelerator), yang sekarang sudah pada generasi kedua.
MSI memiliki CoreCenter, yang memiliki fungsi sejenis.
Letaknya pada menu BIOS pun juga beragam. Ada yang langsung tersedia
pada menu utama BIOS. Ada juga yang diperlukan sedikit penjelajahan
di dalam menu BIOS, sebelum Anda dapat berhasil sampai ke menu ini.
Profile
Beberapa di antaranya juga menyertakan pilihan profile overclocking
yang akan digunakan. Ini akan menyesuaikan overclocking otomatis
yang akan digunakan. Pesan kami, sesuaikan dengan kemampuan
perangkat pendukung lainnya yang digunakan pada
sistem.
Utamakan Kestablian
Dan cara yang paling tepat adalah menggunakan metoda trial dan
error. Dikarenakan keragaman komponen pada PC. Jika pada setting
sebelumnya, sistem Anda masih menunjukkan ketidakstabilan, ada
baiknya menurunkan ke step di bawahnya. Dan jika semua profile sudah
Anda coba, namun tingkat kestabilan sistem masih menyedihkan, maka
Anda terpaksa memilih fungsi ini pada pilihan disable. Sebab,
secepat apapun performa sistem Anda tidak akan banyak gunanya jika
tidak disertai dengan tingkat kestabilan yang bisa diandalkan. Tentu
Anda tidak menginginkan, sistem yang sering crash.
PERTOLONGAN PERTAMA PADA BIOS
Tanpa disadari, BIOS adalah bagian yang juga penting dalam sistem PC
Anda. Tanpa semua fungsi pada BIOS yang terlewati dengan sempurna,
maka sistem Anda tidak akan bekerja dengan optimal.
Bahkan pada beberapa kondisi, BIOS yang ngambek, dapat membuat PC
Anda tidak berfungsi. Semisal, saat mencoba melakukan overclocking
yang berakhir dengan kegagalan ataupun kesalahan konfigurasi CPU.
Sistem akan menyala, namun tanpa proses yang dapat berjalan. Apa
yang harus dilakukan?
1. Jika masih memungkinkan untuk masuk menu BIOS, yang perlu
dilakukan sederhana. Pilihlah menu Load System Default Settings atau
Load Fail-Safe Default, atau yang sejenis. Ini akan mengembalikan
preset atau profile BIOS dengan setting default, yang akan
memastikan sistem dapat bekerja. Perlu diingat, ini tidaklah
optimal. Analoginya bagaikan sebuah operating system yang bekerja
pada safe mode.
2. Langkah berikut tidak berlaku untuk semua motherboard. Terlebih
motherboad yang telah berumur lebih dari lima tahun.
Beberapa produsen motherboard, khususnya untuk seri premium,
memberikan fasilitas khusus untuk hal semacam ini. Sebagai contoh,
produsen yang memiliki fitur semacam ini adalah ASUS dengan CPR (CPU
Parameter Recall), DFI dengan CMOS Reloaded atau seperti Gigabyte
yang menyediakan Dual BIOS. Fitur semacam ini akan terasa memudahkan
pemiliknya, saat berhadapan dengan masalah semacam ini. Cara
penggunaan detail, dapat Anda lihat kembali pada buku manual yang
tersedia di paket penjualan.
3. Jika langkah-langkah termudah di atas belum dapat membantu
mengembalikan fungsi BIOS, maka langkah selanjutnya sedikit lebih
merepotkan.
Clear CMOS adalah langkah selanjutnya yang perlu dilakukan. Untuk
melakukan hal ini, terpaksa membuka PC case agar dapat mengakses
motherboard.
Beberapa motherboard menyediakan jumper untuk clear CMOS. Letak
jumper ini, dapat ditemukan pada manual motherboard.
Ada juga yang menggunakan cara melepaskan baterai CMOS. Karena
memang tidak tersedianya jumper Clear CMOS, meski Anda sudah mencari-
cari jumper clear CMOS.
Sedikit lebih mudah bagi pengguna motherboard ABIT yang memiliki
Guru Game Panel. Pada panel tambahan ini tersedia CMOS Reset Button.
Anda dapat dengan mudah melakukan Clear CMOS, tanpa perlu membuka PC
case.
Modding BIOS
Modding dapat dilakukan tidak hanya pada PC case. Bahkan pada BIOS
pun, modding juga dapat dilakukan.
Mulai dari yang sederhana. Seperti mengganti logo boot screen, atau
sekadar mengganti logo EPA (Environmental Protection Agency)
Pollution Preventer.
Sampai yang mungkin selama ini tidak terpikirkan. Seperti mengganti
nama field menu pada BIOS, ataupun membuka menu yang tersembunyi
pada BIOS.
Peringatan: sebaiknya lakukan backup BIOS, sebelum melakukan modding
BIOS. Pastikan Anda sudah mengetahui segala risiko dan cara
penanggulangannya. Risiko dan gangguan sistem mungkin saja terjadi.
Modding File BIOS
Perlu diperhatikan, proses edit untuk modding BIOS hanya dapat
dilakukan pada file BIOS. Bukan langsung pada BIOS yang sedang
berjalan.
Jadi, sekiranya Anda ingin melakukan modding BIOS, dibutuhkan BIOS
yang masih berupa file. Bisa didapatkan dengan cara men-download
pada situs produsen (biasanya terdapat pada link pilihan support,
download update BIOS).
Atau Anda juga dapat menyimpan file BIOS ke dalam bentuk file
(biasanya berupa file berekstensi BIN). Proses ini dapat dilakukan
dengan mem-back-up BIOS ke dalam file. Aplikasi semacam ini banyak
tersedia dalam kebanyakan paket penjualan motherboard.
Beberapa program flash untuk update BIOS dimanfaatkan untuk
menyimpan BIOS menjadi file. Misalnya menggunakan Award Flash
(Awdflash). Setelah BIOS tersimpan dalm bentuk file, baru proses
modding dapat dilakukan.
Untuk menggunakan BIOS yang sudah ter-modding, perlu dilakukan
proses sebaliknya. Flash BIOS dengan file BIOS yang sudah ter-
modding.
EPACoder
Aplikasi ini dikhususkan untuk mengganti logo EPA saja, tidak lebih
dari itu. Anda dapat melakukan convert dari file BMP, dengan
kedalaman warna maksimal 4 bit (16 warna atau monochrome). Sebaiknya
ukuran gambar yang digunakan beresolusi kisaran 136x84 pixel.
Fungsi semacam ini juga disediakan oleh beberapa produsen
motherboard. Namun kebanyakan hanya dikhususkan untuk mengganti logo
boot screen pada BIOS.
Info selengkapnya dapat dilihat di
http://www.technik.swiebodzin.pl/edukacja/informatyka/bios/tools/epac
oder.htm.
Award BIOS Editor
Untuk sementara, aplikasi Award BIOS Editor ini lah yang memiliki
kemampuan modding BIOS paling lengkap.
Tentu saja aplikasi yang satu ini juga tidak disediakan oleh Award
sendiri. Jadi, penggunaannya benar-benar di luar tanggung jawab para
pemrogram BIOS.
Sebetulnya, banyak yang dapat dilakukan oleh aplikasi ini sendiri.
Bahkan Anda dapat mengedit menumenu pada BIOS. Termasuk nilai
default yang disediakan. Pada tree dalam Recognized Items, tersedia
System BIOS. Jika Anda pindah ke tab Setup Menu, maka akan terlihat
tampilan menu dari masing-masing halaman. Pada tab BIOS ID/Versions,
Anda juga dapat melihat dan mengganti info tambahan yang tersedia
pada BIOS. Layaknya sebuah system tool yang banyak tersedia untuk
operating system Windows.
Sayangnya, aplikasi ini tidak dilengkapi dengan manual yang
terdokumentasi dengan baik. Juga aplikasi ini tidak kompatibel
dengan seluruh BIOS. Namun bagi Anda yang beruntung memiliki BIOS
yang kompatibel dengan aplikasi ini, kami ucapkan selamat
memodifikasi BIOS Anda.
Info selengkapnya bisa Anda dapatkan di
http://awdbedit.sourceforge.net.
FAQ: Yang Harus Diketahui Seputar BIOS
Berikut ini adalah lima hal penting yang perlu diketahui seputar
BIOS. Kemungkinan sebagian besar dari Anda tidak akan mengalami hal
ini. Hanya saja untuk berjaga-jaga, sekiranya di antara hal berikut
ini terjadi dengan PC, Anda telah mengetahui apa yang terjadi dan
apa yang harus dilakukan.
01. Clear CMOS Saat Instalasi Motherboard Baru.
Pertanyaan: Perlukah melakukan clear CMOS, sebelum menginstalasi
motherboard baru?
Jawab: Walaupun dalam banyak kasus, hal ini sama sekali tidak perlu
dilakukan. Namun, hal ini sangat direkomendasikan untuk dilakukan
sebelum menginstalasi komponen pada sebuah motherboard baru. Untuk
menjaga kompatibilitas komponen hardware yang akan diinstal dengan
motherboard. Sebab ada kemungkinan, komponen hardware yang digunakan
pada masa pengujian QA (Quality Assurance), menggunakan komponen
yang berbeda.
Masalah inkompatibilitas dapat saja terjadi, terutama pada setting
CPU dan beberapa komponen pendukung lainnya.
02. Proses Tidak Sempurna pada Saat Update BIOS.
Pertanyaan: Apa yang harus dilakukan, sekiranya saat dilakukan
update BIOS tiba-tiba sistem crash ataupun listrik padam?
Jawab: Inilah yang paling ditakutkan selama proses melakukan update
BIOS. Musibah memang bisa terjadi di mana dan kapan saja. Yang harus
dilakukan jika hal ini terjadi adalah sebagai berikut.
Lakukan secepatnya clear CMOS. Sekiranya sistem hang, sebelum
mematikan ataupun melakukan reset, pindahkan jumper ke posisi clear
CMOS. Tindakan ini semacam proses undo pada beberapa aplikasi.
Dengan harapan, EEPROM pada BIOS akan kembali ke BIOS semula.
Kecuali motherboard Anda dilengkapi dengan BIOS back-up. Anda dapat
dengan mudah melakukan restore BIOS utama. Mengandalkan BIOS backup
yang tersedia pada motherboard Anda.
03. PC Gagal Melakukan Proses Booting.
Pertanyaan: Sesekali sistem mengalami gagal boot, setelah sistem
dimatikan secara keseluruhan (cabut kabel AC, switch off pada PSU).
Apa penyebabnya dan bagaimana mengatasinya?
Jawab: Sebaiknya, jika PC direncanakan tidak akan digunakan dalam
waktu lama, maka catuan power AC ke PC dicabut. Atau minimal switch
PSU di dalam posisi off. Namun setelah itu, PC mengalami gagal boot.
Ini terjadi karena belum meratanya catuan daya ke seluruh komponen
PC. Termasuk BIOS. Ini yang menyebabkan proses boot gagal dilakukan
dengan sempurna. Gejalanya adalah, PC menyala, namun tidak
melanjutkan proses boot, bahkan tanpa terdengar bunyi POST code.
Yang perlu dilakukan sederhana. Beri interval waktu, setelah
melakukan sambungan ulang power AC (kurang lebih 30 detik). Ini
untuk memastikan PSU sudah beroperasi dengan optimal.
Memastikan tegangan listrik juga dapat membantu menyelesaikan
masalah ini. Demikian juga dengan pemilihan PSU yang lebih
berkualitas pada PC Anda.
04. Perlukah Update BIOS?
Pertanyaan: Pada situs resmi produsen motherboard yang digunakan,
tersedia update BIOS. Perlukah melakukan update dengan BIOS versi
terbaru?
Jawab: Alasan yang paling tepat untuk munculnya kebutuhan update
BIOS adalah saat menambahkan kompatibilitas untuk sebuah komponen
yang terpasang. Seperti harddisk ukuran 200 GB, CPU terbaru yang
sering membutuhkan update BIOS untuk dapat berjalan dengan sempurna.
Juga tidak disarankan, untuk melakukan update BIOS dengan alasan
memperbaiki salah satu software bug dari BIOS. Hal ini sangat jarang
terjadi. Kecuali dinyatakan secara khusus.
Atau, dalam versi BIOS yang digunakan, terdapat banyak bug yang
mengganggu. Update BIOS dengan alasan selain itu, memang tidak ada
salahnya. Namun kemungkinan besar, itu hanya akan membuang waktu
saja.
05. Setting BIOS Tidak Tersimpan pada CMOS.
Pertanyaan: Mengapa CMOS tidak menyimpan setting BIOS?
Jawab: Ada dua kemungkinan. Perhatikan POST yang diberikan saat
booting. Jika pesan yang diberikan semacam ini "CMOS checksum
invalid" atau "Invalid configuration, run Setup", penjelasannya
sangatlah sederhana. CMOS tidak dapat menyimpan setting BIOS,
dikarenakan kurangnya daya dari baterai CMOS. Jadi, yang perlu
dilakukan, hanyalah mengganti baterai CMOS dengan yang baru.
Kebanyakan bertipe CR2032. Dan baterai ini relatif mudah didapatkan,
tidak hanya tersedia pada toko komputer.
Kemungkinan kedua, terjadi karena kesalahan setting. Beberapa
motherboard menyediakan jumper clear password (CLR_PWD), yang dapat
menyebabkan setting BIOS tidak dapat tersimpan. Untuk detail yang
satu ini, ada baiknya untuk terpaksa membukabuka buku manual
motherboard Anda.
sumber : B. Setyo Ryanto
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment